Salam Pramuka,
Prolog
Pendidikan orang dewasa dalam Gerakan Pramuka bukan sekadar proses pengalihan pengetahuan dan keterampilan, melainkan merupakan wujud nyata dari pengabdian dan tanggung jawab moral terhadap masa depan generasi muda dan bangsa. Orang dewasa dalam Pramuka—baik sebagai Pembina, Pelatih, Andalan, maupun tenaga pendukung lainnya—memegang peranan penting sebagai teladan, pembimbing, dan penggerak perubahan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang terkandung dalam proses pendidikan orang dewasa harus dapat diresapi dan dimaknai secara mendalam.
Sebagai bentuk penghargaan dan penguatan terhadap peran strategis ini, Gerakan Pramuka menetapkan suatu lambang dan semboyan yang menggambarkan esensi pendidikan orang dewasa. Lambang tersebut bukan sekadar simbol grafis, tetapi merupakan representasi filosofis dari semangat bakti, keteladanan, dan dedikasi tanpa pamrih. Setiap elemen dalam lambang memiliki arti simbolik yang kuat dan menjadi pengingat akan komitmen untuk terus belajar, membina, dan mengabdi.
Makna mendalam dari lambang ini tidak hanya diperuntukkan bagi para pelatih atau pembina, tetapi juga mencakup seluruh unsur dewasa yang terlibat aktif dalam proses pendidikan kepramukaan. Dari Andalan Kwartir hingga staf administrasi, semua dipanggil untuk menghayati nilai-nilai yang melekat pada lambang tersebut sebagai bagian dari identitas dan tanggung jawab moral dalam pembinaan generasi muda.
Tulisan ini akan membahas secara rinci arti, makna, dan filosofi dari lambang pendidikan orang dewasa dalam Gerakan Pramuka. Dengan pemahaman yang lebih utuh, diharapkan setiap insan dewasa dalam Pramuka tidak hanya mengenal lambang ini secara visual, tetapi juga mampu meresapi pesan dan semangat yang terkandung di dalamnya sebagai landasan pengabdian sepanjang hayat.
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 073/KN/77 Tahun 1977 Tentang Lambang Pendidikan Orang Dewasa dalam Gerakan Pramuka
Bahwa pendidikan untuk orang dewasa dalam Gerakan Pramuka sebagai salah satu unsur pendukung bagi kegiatan bakti dan pengabdian di dalam Gerakan Pramuka, perlu digambarkan dan di kiaskan dalam suatu lambang dan semboyannya, sehingga dapat memberikan gambaran dan menjadi daya dorong bagi orang dewasa dalam bakti dan pengabdiannya;
Bahwa gambar dan kiasan itu mempunyai arti simbolik yang penting bagi para Andalan, Pembantu Andalan, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih Pembina Pramuka, Pelatih dari Pelatih Pembina Pramuka dan tenaga Staf Kwartir, oleh karena itu perlu di bentuk suatu lambang dan semboyannya;
Bahwa gambar lambang dan semboyannya serta arti dan keterangannya perlu di tuangkan dalam suatu ketentuan, sehingga dapat di resapi dan di hayati oleh tiap orang dewasa dalam Gerakan Pramuka;
BENTUK LAMBANG PENDIDIKAN
Lambang Pendidikan berbentuk jantung dengan bintang bersudut lima didalamnya yang berada ditengah lingkaran rantai diatas jilatan lidah api kekiri dan kekanan.

ARTI LAMBANG PENDIDIKAN
1. Jantung berwarna merah-putih dengan bintang bersudut lima berwarna emas di dalamnya, mempunyai arti:
Pendidikan dan pengabdian adalah ibarat darah dalam tubuh Gerakan Pramuka. Pelatih Pembina Pramuka adalah bagaikan jantung yang mengalirkan darah itu keseluruh tubuh Gerakan Pramuka. Pengaturan darah itu melewati saluran pembuluh darah keluar, dan pembuluh darah masuk, yaitu Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka.
Bagian tengah jantung yang merupakan pusat daya gerak jantung, dilukiskan dalam bentuk bintang bersudut lima yang melambangkan Sila Ketuhanan Yang Mahaesa, dalam Pancasila. Ini memberi arti, bahwa segenap gerak kegiatan pendidikan dan pengabdian bersumber kepada Ketuhanan Yang Mahaesa sebagai pimpinan spirituil bagi setiap orang dewasa dalam Gerakan Pramuka.
Warna Merah-Putih pada jantung melambangkan sel darah merah dan sel darah putih. Pendidikan dan pengabdian dalam Gerakan Pramuka diibaratkan darah berwarna merahputih sebagai lambang Kebangsaan Indonesia yang menjiwai patriotisme Indonesia.
2. Jantung dengan bintang bersudut lima di dalamnya di hubungkan dengan rantai yang melingkarinya oleh delapan garis: dua garis tebal mendatar, dua garis tipis tegak lurus dan empat garis tipis diantara empat garis tersebut terdahulu.
3. Gambar jantung yang dilukiskan dalam bentuk perisai dan di tengah-tengahnya bintang bersudut lima, dihubungkan dengan gambar rantai yang melingkarinya, oleh delapan garis: dua garis tebal yang mendatar, dan dua garis tipis yang tegak lurus dan empat garis tipis diantara empat garis tersebut terdahulu.
Dua garis tebal mendatar melambangkan khatulistiwa di kepulauan Indonesia, yakni keluasan wilayah kerja Pelatih (dari Sabang sampai Merauke), dan keharusan stabilnya dan meratanya usaha-usaha pembinaan dan pengabdian kepada para Pramuka.
Enam garis tipis dari enam jurusan melambangkan bahwa dari 6 jurusanlah (atas-bawahkiri-kanan-muka-belakang) Pelatih dan tenaga staf menerima masuknya bahan-bahan pertimbangan untuk mengolah dan mempersiapkan zat-zat pendidikan dan pengabdian yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tubuh Gerakan Pramuka.
Delapan garis mengkiaskan penjuru-penjuru pokok pedoman yang menunjukkan haluan tertentu dari Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka dalam mengabdikan diri, membina, berbakti dan melatih Pramuka.
4. Rantai yang terdiri dari 12 mata berbentuk bulat dan 12 mata berbentuk segi empat, berselangseling dengan 7 mata sebelah atas yang berisi satu huruf dari perkataan “GERAKAN” dan 7 mata rantai sebelah bawah yang berisi satu huruf dari perkataan “PRAMUKA”, sedangkan sisa mata rantai lainnya berisi gambar tunas kelapa, Lambang Pramuka, berarti:
Mata rantai bulat melambangkan Pramuka putera dan mata rantai segi empat melambangkan Pramuka puteri, berkaitan erat menjadi satu rantai kesatuan dan persatuan yang bulat dan kokoh, ialah Gerakan Pramuka, yaitu sebuah tubuh yang pertumbuhannya butuh diresapi oleh zat-zat pendidikan, pembinaan dan pengabdian yang harus dipompakan melalui para Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka ke dalamnya.
Mata rantai yang berjumlah 2 x 12 = 24 mengingatkan kepada 24 jam sehari semalam, dan 7 mata rantai yang berisi huruf mengingatkan kepada 7 hari seminggu, sedangkan 5 mata rantai yang berisi tunas kelapa dengan 7 mata rantai yang berisi huruf adalah sama dengan 12, yang mengingatkan kepada 12 bulan dalam setahun. Angka-angka itu dalam satu bulatan melambangkan roda kehidupan dan usaha Gerakan Pramuka yang terus-menerus, turun-temurun sebagai akibat dari kesatuan, kesamaan kedudukan dan kewajiban setiap anggota Gerakan Pramuka terhadap pelaksanaan cita-cita Gerakan Pramuka, kesatuan, kesamaan dan kerjasama yang erat dari semua bagian-bagiannya.
5. Gambar lidah api yang menjilat-jilat dengan lima juluran api disisi kiri dan lima juluran api disisi kanan, dan berpusat pada tiga lidah api yang berada ditengah-tengah, diantara kedua juluran lidah api, didalam juluran lidah api sebagai bingkai terdapat motto yang berbunyi : “IKHLAS BAKTI BINA BANGSA BER BUDI BAWA LAKSANA”, mempunyai arti :
Sepuluh juluran lidah api yang berkobar-kobar melambangkan Dasa Darma dan tiga lidah api melambangkan Tri Satya, yaitu kode kehormatan bagi para Pramuka.
Semboyan orang dewasa dalam pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka adalah “IKHLAS BAKTI BINA BANGSA BER BUDI BAWA LAKSANA” yang kepanjangannya ialah :
Iklas berbakti yakni dengan murni dan suci hati memberi, menyumbang, menderma yang baik-baik dalam daya-upaya ikut serta membina, membangun Bangsa dengan jalan meluberkan, membeberkan, menumpahkan, melimpahkan budi beserta kewibawaan dalam pelaksanaan daya-upaya tersebut.
Jilatan lidah api dengan semboyan tersebut diatas itu melambangkan suatu ikrar bagi orang dewasa di dalam Gerakan Pramuka, yaitu Andalan, Pembantu Andalan, Pembina Pramuka, Pembantu Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka, Pelatih dari Pelatih Pembina Pramuka dan tenaga staf Kwartir untuk membawa para Pramuka ke-masa depan yang lebih gemilang
Epilog
Pendidikan orang dewasa dalam Gerakan Pramuka adalah fondasi kokoh yang menopang keberlanjutan nilai-nilai luhur kepramukaan dan pembentukan karakter generasi muda. Dalam prosesnya, bukan semata-mata keterampilan teknis yang ditransfer, melainkan warisan moral, etika, dan integritas yang dijalankan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Lambang pendidikan orang dewasa hadir sebagai cermin dari semangat tersebut—sebuah simbol yang tak hanya berbicara melalui bentuknya, tetapi juga melalui nilai-nilai yang dikandungnya.
Di balik desain yang sederhana, lambang ini mengandung filosofi mendalam tentang komitmen, keteladanan, dan pengabdian tanpa pamrih. Ia menjadi pengingat abadi bahwa orang dewasa dalam Pramuka bukan hanya pelatih atau pembina, melainkan pendidik sejati yang membimbing dengan hati, berpijak pada semangat bakti, dan menjunjung tinggi kehormatan gerakan. Setiap warna, bentuk, dan garis yang tergambar adalah representasi dari prinsip-prinsip dasar pendidikan orang dewasa yang berakar pada nilai-nilai kepramukaan universal.
Dalam kehidupan kepramukaan yang dinamis dan penuh tantangan, lambang ini diharapkan menjadi jangkar nilai yang meneguhkan langkah setiap insan dewasa. Ia mengikat seluruh peran—baik pembina, pelatih, andalan, maupun tenaga pendukung lainnya—dalam kesatuan visi untuk membina generasi muda yang tangguh, mandiri, dan berbudi pekerti luhur.
Dengan demikian, memahami dan menghayati makna dari lambang pendidikan orang dewasa bukan sekadar kewajiban formal, tetapi merupakan panggilan moral yang menuntut ketulusan dan komitmen sepanjang hayat. Sebab, dalam setiap peluh dan langkah yang diambil oleh orang dewasa dalam Pramuka, tertanam harapan dan masa depan bangsa. Dan lambang ini—dengan segala maknanya—akan selalu menjadi obor yang menyinari jalan pengabdian itu.
Sumber: kompasiana